Kamis, November 20, 2008

ISROF

Isrof yaitu Berlebih-lebihan atau yang melewati batas ketentuan.

Perbuatan berlebih-lebihan yang melampaui batas itu merusak dan merugikan. Selain itu Allah tidak menyukainya. Setiap pekerjaan yang tidak disukai Allah kalau dikerjakan juga tentu akan mendatangkan bahaya.

"Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap (memasuki) mesjid, makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan." (QS. Al-a’raf : 31)

Contoh-contoh perbuatan isrof dan akibatnya:
1. Dalam hal makan dan minum
a. Kebanyakan makan dan minum.
Orang yang banyak makan badannya menjadi berat, mata ngantuk, badan lemas, malas beraktivitas, malas beribadah, dll. Akibatnya membuat hati menjadi keras, menyempitkan akal dan pengetahuan serta mendatangkan penyakit.

Rasulullah SAW bersabda: “Anak adam tidak memenuhi bejana yang lebih buruk dari perutnya cukuplah bagi anak adam beberapa suap yang dapat menegakkan sulbinya, kalau tidak dapat melakukan ini , maka sepertiga untuk makan, sepertiga untuk minum, dan sepertiga lainnya untuk nafas.”

b. Berlebih-lebihan dalam berbelanja untuk membeli makan atau minuman.
c. memakan dan meminum yang diharamkan Allah.
d. Menahan makan, padahal makanan banyak dan tidak terlarang.

2. Dalam Hal harta kekayaan Berlebihan belanja untuk kepuasan dan kesenangan dirinya, bermegah-megahan dengan harta untuk kesombongan. Padahal Allah telah melarang bermegah-megahan karena akan membuat lalai.

Sebagaimana firman Allah: “Bermegah-megahan telah melalaian kamu, sampai kamu masuk ke dalam kubur. Janganlah begitu, kelak kamu akan mengetahui (akibat perbuatanmu itu), dan janganlah begitu, kelak kamu akan mengetahui. Janganlah begitu, jika kamu mengetahui dengan pengetahuan yang yakin, niscaya kamu benar-benar akan melihat neraka jahannam, dan sesungguhnya kamu benar-benar akan melihatnya dengan ‘ainul yakin, kemudian kamu pasti akan ditanyai pada hari itu tentang kenikmatan (yang kamu megah-megahkan di dunia itu).” (QS. At-Takatsur (102): 1-8)

“Dan orang-orang yang apabila membelanjakan (harta), mereka tidak berlebih-lebihan, dan tidak (pula) kikir, dan adalah (pembelanjaan itu) di tengah-tengah anatara yang demikian.” (QS. Al-Furqon (25): 67)

3. Dalam hal ibadah
Ibadah terus-menerus sampai-sampai lalai dalam urusan dunia, misal tidak kerja karena sibuk ibadah. Rasulullah menganjurkan agar kita beribadah sesuai kemampuan dan jangan berlebihan. Ini menunjukkan betapa pentingnya seorang muslim dapat mengelola dirinya agar tetap berjalan seimbang. Allah melarang beribadah yang berlebihan karena fitrah manusia itu punya sifat bosan dan lelah.

Sebagaimana firman Allah: “Katakanlah: ‘Hai ahli kitab, janganlah kamu berlebih-lebihan (melampaui batas) dengan cara tidak benar dalam agamamu. Dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu orang-orang yang telah sesat dahulunya (sebelum kedatangan Muhammad) dan mereka menyesatkan kebanyakan (manusia), dan mereka tersesat dari jalan yang lurus.” (QS Al-Maidah (5): 77)

4. Dalam hal berpakaian
a. Berpakaian tidak sesuai syariat, misal tidak menutup aurat, Tidak berpakaian yang bersih.
b. Berpakaian tidak sopan dan tidak layak dihadapan Allah, misal ketika sholat.
Apabila salah seorang di antaramu mengerjakan salat hendaklah memakai dua kain, karena untuk Allahlah yang lebih pantas seseorang berdandan. Jika tidak ada dua helai kain, maka cukuplah sehelai saja untuk dipakai salat. Janganlah berkemul dalam salat, seperti berkemulnya orang-orang Yahudi. (H.R At Tabrani dan Al Baihaqy dari Ibnu Umar)
Diriwayatkan dari Hasan, cucu Rasulullah, bahwa dia apabila akan mendirikan salat memakai pakaian yang sebagus-bagusnya. Maka dia ditanya orang dalam hal itu. Dia menjawab: "Allah indah suka kepada keindahan, maka saya memakai pakaian yang bagus."

c. Memakai pakaian karena sombong dan ingin dipuji orang.
d. Memakai pakaian yang sangat panjang sampai menyapu tanah.

Sebab isrof:
1. Gaya hidup keluarga
2. Berlebihan saat dalam kelapangan
3. Berteman dengan orang-orang isrof
4. Lalai terhadap kedahsyatan hari kiamat
5. Lupa terhadap realita kehidupan disekitar kita

Terapi:
1. Merenungkan dampak negative
2. Meningkatkan amal sholih
3. Membaca buku salafus sholih
4. Memikirkan/membantu orang lain
5. Memohon perlindungan Allah dari sifat isrof
6. Hidup tawazun, yakni berikhtiar agar dapat meraih kebahagiaan dunia berupa ilmu yg luas, jasad yg sehat, anak yg sholeh, dll. Kemudian jadikan seluruh kebaikan dunia itu sebagai sarana yg bisa mengantarkan kepada kebahagiaan dunia dan ahirat.

“Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu untuk (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagiamu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.” (QS Al-Qashshas (280: 27)

1 komentar:

Johan Hikmat mengatakan...

bagaimana cara menilai diri sendiri, isrof atau tidak dengan kehidupan sekarang yang materialistik?

Posting Komentar

yg mau komentar tulis namanya ya..
terima kasih dan tetaplah tersenyum ^^