Rabu, Juli 15, 2009

Think positif

Sungguh malas sebenarnya saya melangkahkan kaki ke kampus hari senin itu. Seharusnya saya dan teman-teman masih menikmati long weekend dari hari jumat sampai senin. Karena jumat dan senin kami tidak ada jadwal kuliah. Tapi apa daya, salah satu dosen saya minta senin siang untuk mengganti kekosongan pelajarannya di minggu itu akibat pemilu dan ketidakhadirannya di minggu lalu entah karena alasan apa.

Sudah satu jam kira-kira kami menunggu, tapi yang ditunggu tak kunjung datang. Hati mulai panas dan pikiran sudah macam-macam. "Apa-apaan ini dosen, beliau yang bikin janji, tapi beliau juga yang mengingkari, kalau tak bisa jam ini ya kenapa janji jam segini", mungkin kira-kira begitu yang saya pikirkan saat itu.

Karena tak sabar, akhirnya kutanya pada ketua kelas (baca : pak lurah)-sebenarnya males tanya sama ketua kelas- dosennya bisa ngajar apa tidak? kalau tidak, saya mau pulang saja, melanjutkan weekend. Tapi tahukah apa kata ketua kelas??

"dosennya lagi mengantar anaknya sekolah"

watttaaw!!!
bener-bener tuh dosen. benar-benar mengganggu liburan. Kalau tidak niat mengajar ya tidak usah mengajar. Minggu perdana sudah tidak hadir. Bilang mau ngajar, tapi tidak datang. Membuang-buang waktu kami saja. Pikiranku sudah makin macam-macam saja terhadap dosen itu. Segala umpatan terucap sudah. Kulihat beberapa teman yang lain juga ikut gelisah.

Dan akhirnya, dosen itu bilang bahwa dia tidak bisa megajar.. Sungguh terlalu pikirku saat itu.

Tapi ini akhirnya membuat saya sungguh menyesal..

Ketika dosen tersebut masuk untuk yang pertama kalinya di kelas saya, dan beliau menceritakan alasan kenapa beliau sering telat, saat itulah saya sungguh merasa menyesal. Menyesal, kenapa umpatan-umpatan itu terucap. Kenapa saya tidak berfikir positif. Berfikir bahwa beliau punya banyak tugas dan kewajiban yang lebih urgent. kenapa saya sulit sekali menerapkan itu, padahal bahasan tentang think positif sudah sangat sering saya dengar dan baca.. Astaghfirullah..

Saya baru tahu, bahwa beliau hanya punya satu anak dan anaknya AUTIS. Sehingga dia harus mengantar-jemput anaknya setiap hari. Beliau punya kewajiban yang tak kalah pentingnya daripada mengajar. Ah, betapa jahatnya saya yang berfikir macam-macam terhadap beliau. Bayangkan bila hal itu terjadi terhadap saya?? Mungkin saya pun akan melakukan hal yang sama..

Maafkan saya ibu.. Semoga engkau diberi ketabahan dan kesabaran dalam menjalankan amanah itu.

15072009,
Dan kau pun semakin cantik hari ini..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

yg mau komentar tulis namanya ya..
terima kasih dan tetaplah tersenyum ^^