Selasa, Juli 21, 2009

Terima Kasih Pak Dosen..

Tahun 2006, itu tahun dimana saya lulus dari sekolah menengah atas dan mulai memasuki dunia perkuliahan. Di tahun itu pula, pertama kalinya saya pergi jauh dari orang tua, jauh dari kampung halaman, dan pergi merantau ke daerah orang, dengan tujuan untuk menuntut ilmu. Tak pernah terbayangkan sebelumnya bahwa saya akan pergi jauh meninggalkan orang tua, saudara, serta teman-teman saya.Tapi apa daya, selembar kertas yang berisi pengumuman kelulusan sebuah sekolah tinggi kedinasan membuat saya harus pergi. Inilah awal dari perjalanan saya memasuki dunia maya.

Ketika itu kami, saya dan teman-tema satu kelas, mendapat tugas dari seorang dosen agama. Tugasnya hanya menulis tanggapan atas suatu permasalahan yang beliau kemukakan. Bedanya dengan tugas dosen yang lain, hasil pemikiran kami ini harus dikumpulkan ke email dosen tersebut. Bingung! Itu yang saya rasakan saat itu. Saya tahu kalau email itu adalah sebuah surat elektronik yang dikirim lewat internet, tapi cara penggunaannya saya tidak tahu sama sekali. Maklum, saat itu saya benar-benar gaptek, dan internet merupakan hal yang tabu di telinga saya. Di kampung dulu, internet hanya sebuah berita lalu yang tak pernah saya sentuh.

Untung saja teman saya yang satu kelas tidak semuanya gaptek. Ada beberapa teman yang sudah tidak asing lagi dengan internet. Kami, saya dan teman-teman yang gaptek, diajarkan cara menggunakan internet. Saat itu kami berbondong-bondong ke warung internet (warnet) terdekat. Dan di warnet itu ternyata ada banyak teman saya yang lain, yang juga sedang ‘mengumpulkan tugas’, sehingga kami pun harus mengantri. Ramai sekali warnet itu oleh ocehan-ocehan kami.

Akhirnya giliran saya pun tiba. Pertama saya diajari cara bikin email, untuk mengumpulkan tugas saya. Saat itulah saya mengenal beberapa server email. Saya pun bingung. Banyak pertanyaan yang saya ajukan pada teman saya tersebut. Setelah dia menjelaskan, akhirnya saya memilih server yang terkenal, dengan resiko loading yang lama. Apalagi di warnet itu speednya lambat sekali, jadi makin lama loading membuka server email, membuat saya makin penasaran. Maklum, sebagai anak kos saya harus hemat. Berat rasanya untuk pergi ke warnet yang speednya lebih tinggi.

Warnet itu semakin gaduh dengan pertanyaan-pertanyaan kami. Ini pertama kalinya saya berinternet. Jadi, hal kecil pun saya tanyakan. Apa yang harus saya klik, lalu bagaimana mengirimkan email, bagaimana melampirkan tugas, dan lain sebagainya. Sesekali saya melihat pekerjaan teman saya, memperhatikan bagaimana dia ‘mengoperasikan’ internet. Lalu saya dikenalkan dengan situs pencari teman yang saat itu lagi laris dikunjungi. Dia begitu lincah mengklik mouse, add friend, mengetik testimonial, memperindah tampilan depan halaman dengan berbagai widget, dll, membuat saya ingin segera diajarkan cara bikin akun di situs pencari teman tersebut.

Minggu berikutnya, saya dikenalkan dengan situs pencari di internet. Ajaib! Hanya dengan mengetikkan kata kunci kita bisa mendapat info yang kita cari. Bisa untuk referensi bahan kuliah, pikir saya. Tak perlu susah-susah mengumpulkan buku-buku untuk mencari referensi. Dengan situs pencari itu, saya jadi tahu bahwa saya bisa baca berita online, koran online,serta informasi lainnya secara up to date.

Makin lama saya makin tertarik menjelajahi internet. Tapi sayang, dana terbatas. Saya tidak bisa terus-terusan bermain internet. Jadi, hanya ketika ada tugas mengirim email saja saya pergi ke warnet. Mengirim email hanya 10 menit (karena loading yang lama), sisanya dipakai menjelajahi dunia baru tersebut.

Ketertarikan saya pada internet akhirnya terpenuhi ketika saya memasuki dunia kerja. Ketika kerja, saya bisa bermain internet sepuasnya. Saya pun mengenal chatting. Asyik! Bisa ngobrol dengan orang-orang secara online, mengurangi kebosanan saya ketika kerja. Meski di kantor beberapa server untuk chatting diblok, ada saja cara untuk tetap chatting.

Lalu saya masuk ke beberapa forum di internet. Ini yang saya suka. Dengan masuk forum, saya jadi punya banyak teman dengan minat yang sama. Kemudian bermain game online, yang sekarang sudah tidak pernah saya lakukan karena menyita banyak waktu; bikin blog, yang membuat saya punya diary online karena dapat meceritakan hal-hal seru yang pernah saya lalui; belanja online, dan hal lainnya yang bisa membuat saya lebih ‘berisi’.

Terima kasih pak dosen atas tugasnya. Tugas yang akhirnya mengenalkan saya pada dunia super canggih. Dunia yang bisa mempertemukan saya dengan teman-teman lama saya. Dunia yang bisa membuat saya tetap berhubungan dengan sahabat-sahabat saya. Dunia yang mempermudah tugas-tugas saya.

1 komentar:

ibnu mengatakan...

Assalamualaikum.

hahaha...ketahuaan!kirain aq aja yg bingung bikin email.Ternyata seorang nisa ga bisa juga.hehe...

Tetap semangat Nis!Sukses ya!and..Keep smile!

Posting Komentar

yg mau komentar tulis namanya ya..
terima kasih dan tetaplah tersenyum ^^